Melatih Murai Batu Mandi Dalam Keramba


Lagi-lagi dalam perawatan Murai Batu, mandi menjadi faktor penting yang harus diperhatikan. Mandi tidak melulu soal kebersihan melainkan juga kenyamanan. Murai Batu yang merasa tidak nyaman terhadap tempat mandi yang disediakan biasanya akan malas melakukan rutinitas mandi. Murai Batu yang tidak melakukan mandi sangat rentan terserang kuman penyakit. Sebab, kotoran-kotoran melekat lama dalam tubuhnya dan berpotensi menimbulkan penyakit yang berbahaya bagi kelangsungan hidupnya.



Penghobi yang mengerti dampak ini, akan memaksa Murai Batu untuk mandi, yaitu dengan cara menyemprotkan air ke tubuh Murai Batu, sehingga mau tidak mau tubuh Murai Batu pun akhirnya menjadi basah layaknya sedang mandi. Perlu diketahui, cara seperti ini sangat tidak baik dilakukan secara terus menerus. Salah satu dampak yang ditimbulkannya Murai Batu bisa menjadi cacat mental. Karena seringkali ia berada dalam posisi yang tidak siap mandi namun harus dipaksa mandi. Selain itu, kekuatan semprotan air yang tidak menentu mengenai tubuhnya bisa membuat Murai Batu menjadi kaget, dan akhirnya ia malas untuk berbunyi.

Nah, untuk itu perawatan mandi yang terbaik yang dapat diterapkan bagi Murai Batu adalah dengan memandikannya dalam keramba. Keramba mandi merupakan wadah yang dibuat mirip dengan bentuk kandang, cuma pada bagian dasarnya dibuat tempat untuk menampung air seluas keramba tersebut.

Dengan mandi dalam keramba, Murai Batu lebih leluasa bergerak saat membersihkan tubuhnya. Hal ini didukung dari faktor tempat yang memang dikhususkan untuk mandi serta ketersediaan air yang memadai. Jadi, kecenderungan akan kebersihan tubuhnya dari kotoran masih lebih terjamin. Berbeda halnya, apabila mandi Murai Batu hanya dilakukan dalam kandang, yang hanya difasilitasi sebuah mangkuk kecil berisi air yang diletakkan di dalamnya. Sekalipun Murai Batu tersebut mandi, tentu kebersihan tubuhnya dari kotoran-kotoran masih perlu dipertanyakan lagi.

Namun, memandikan Murai Batu dalam keramba tidak segampang mengucapkannya. Kita perlu membiasakan Murai Batu agar mau mandi dalam keramba. Dan ini butuh proses yang relatif lama, jadi diperlukan kesabaran ekstra pada prosesnya. Dan upaya mempercepat agar Murai Batu terbiasa mandi di Keramba adalah ketelatenan kita sebagai pemilik, ditambah penerapan langkah-langkah yang dapat mendorong Murai Batu agar tertarik mandi di keramba, dan terbiasa melakukannya di sana.

Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut :


  • Sebelum mencoba memandikan dalam keramba, pastikan ketika itu keadaan Murai Batu sedang lapar, misalnya pada waktu pagi hari. Anda cukup memberikan satu jangkrik saja ibaratnya sebagai pengganjal perut.

  • Sejajarkan posisi kandang dengan keramba dan tempelkan antar pintu kandang dengan pintu keramba. Jika tangkringan dalam kandang terlalu tinggi maka turunkan, buat sejajar dengan pintu masuk keramba. Agar memudahkan Murai Batu masuk ke dalam keramba tersebut.

  • Yang tersulit adalah membuat Murai Batu masuk dalam keramba. Untuk itu, di dalam keramba tebarkan beberapa ekor jangkrik sebagai pemikat agar Murai Batu terpancing masuk keramba. Dengan sebelumnya di dalam keramba jangan lupa memberikan tangkringannya.

  • Jika cara itu tidak membuat masuk Murai Batu, maka coba anda kerodong kandangnya lalu kemudian disejajarkan kembali dengan keramba, sambil kedua pintunya saling berhadapan. Murai Batu lebih menyukai suasana yang lebih terang, maka diharapkan pengerodongan tadi menjadi pemicu untuk berpindah.

  • Apabila misalnya Murai Batu tersebut berhasil pindah dalam keramba. Maka langsung tutup pintu keramba tersebut. Pantau Murai Batu dari kejauhan saja, dengan mengusahakan kondisi sekitar dalam keadaan tenang, tidak banyak suara-suara yang mengganggu, supaya Murai Batu tidak merasa takut. Dan semoga Murai Batu tersebut melakukan kegiatan mandi saat ia melihat air dalam keramba.

  • Tetapi apabila langkah-langkah itu tidak juga berhasil memancing Murai Batu masuk dalam keramba, maka di sinilah anda dituntut untuk bersabar dan tetap melakukan langkah ini dengan penuh ketelatenan. Serta percayalah akan ada waktunya Murai Batu tersebut terbiasa dengan apa yang anda lakukan sehingga ia merasa tertarik untuk mencoba mandi dalam keramba.

Demikian artikel ini, mudah-mudahan bermanfaat kepada para pembaca.

KENALI JENIS – JENIS BURUNG MURAI BATU

Burung murai termasuk salah satu burung yang cocok jadi hewan peliharaan. Sudah banyak yang tahu bahwa spesies yang bernama latin Copychus malabaricus adalah anggota keluarga Turdidae. Burung keluarga Turdidae dikenal memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi, dan sangat bervariasi. Maka tak heran bila burung yang satu ini adalah salah satu burung kebanggaan untuk di pelihara di rumah. Well, kita kenalan dulu siapa sebenarnya burung ini lebih dalam .



Scientific classification
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Passeriformes
Family : Muscicapidae
Genus : Copsychus
Species : C. malabaricus
Binomial name : Copsychus malabaricus
Synonyms : Kittacincla macrura dan Cittocincla macrura

Murai Batu Berdasarkan habitatnya dapat digolongkan menjadi beberapa:


  1. Murai Batu Medan

    Ciri-ciri ekor tipis-lentur melengkung ke bawah, panjang 27- 30 cm. Variasi lagu kicauan indah & banyak, daya tempur dahsyat, mental baja dengan volume dan variasi suara di atas rata-rata. Harga bakalannya paling mahal. Burung asal dari Peg. Leuser, Bahorok masih tetap diburu oleh pecinta murai dari segala kalangan. Ternyata bukan hanya penduduk Sumatra Utara saja yang bersuara merdu , burung murai asal Medan juga lho.

  2. Murai Batu Nias.

    Ciri yang utama adalah pada bagian ekornya hitam semua, tidak ada bulu ekor warna putih dan mempunyai volume yang keras. Sering terlihat di Kepulauan Nias, Sabang. Lucunya burung yang satu ini suka minder kalau melawan burung murai berekor hitam-putih. Padahal mental untuk bertarungnya sangat kuat loh. Hitam saja juga sudah keren kok, keep singing Murai Nias

  3. Murai Batu Lahat

    Mempunyai panjang ekor 19 - 23 cm. ekornya ada tipis dan tebal. variasi suara yang banyak. Mental Bagus. Disinyalir Murai Batu yang beredar sekarang di pasar burung kebanyakan adalah murai batu lahat.

  4. Murai Batu Lampung

    Mempunyai ekor pendek 12 - 18 cm dan umumnya kaku. Mempunyai daya tempur yang bagus. Jika perawatannya benar mentalnya bisa sangat bagus. Variasi suara dasar cenderung ngeban (mengulang-ulang suara yang sama), perlu pemasteran yang baik untuk menutupi kelemahannya. Kelebihan yang menonjol saat bertanding, mempunyai stamina yang baik ( tidak mudah lelah) dalam melantunkan lagu-lagu ngerol, tonjolan (besetan) dalam waktu lama. Gaya bertarungnya tidak seindah murai batu ekor panjang yang bisa men "cambuk" ekornya. Tapi harganya kalau sudah sering menang kontes tidak kalah dengan Murai Batu lainnya. Habitatnya di sekitar hutan lampung, Baturaja hingga ke arah Palembang

  5. Murai Batu Aceh

    Mempunyai ekor panjang 19 - 29 cm. Bentuk fisik tidak terlalu besar. Mempunyai daya tempur yang dahsyat. Variasi suara banyak , panjang- panjang dan ngeroll diselingi dengan suara tembakan/besetan yang menyayat hati. angse (Piedie), peg. Seulawahsabang ,Lhoong (kab. Aceh Besar) dan Keude Bieng yang merupakan tempat Murai Batu diperoleh.

  6. Murai Batu Borneo (Kalimantan)

    Panjang ekor 8 - 13 cm. Ciri khasnya saat bertarung dengan murai lain dadanya membusung/menggelembung. Mempunyai sifat yang lebih agresif dan terkesan ngotot. Kicauannya cenderung "ngeban" ( mengulang) dan suaranya agak "mendem" (kurang kristal). Di lapangan kontes, kelas tersendiri tidak menyatu dengan Murai batu Sumatra.

Semakin bagus suara burung murai ini maka harga jualnya pun semakin tinggi. Namun perlu disayangkan populasi burung murai di alam bebas atau habitat aslinya menjadi berkurang dikarenakan lebih diutamakan sebagai barang jual beli. Kasihan sih jadi tidak bisa sebebas seharusnya, Namun untuk pecinta burung pasti mereka bisa merawatnya dengan baik